Apa yang Anda tabur, Itulah yang Anda Tuai
sumber : http://tipsorangsukses.blogspot.com
Petani bijak sangat mengerti arti pentingnya sebuah proses pembibitan.
Jika ia tidak menabur benih, ia tentu tidak mengharapkan adanya hasil
panen. Petani bijak sangat mengerti nilai dari benih-benih padi unggul
yang ditanamnya. Jika benih padi unggul yang ditanam, tidak heran jika
yang tumbuh adalah padi yang unggul juga. Demikian hal-nya, jika Anda
menanam jagung, Anda dipastikan akan mendapat jagung dan bukan semangka.
Hal ini juga berlaku dalam setiap kehidupan kita. Pepatah tua yang tidak
lekang dimakan waktu mengingatkan kita bahwa, "Apa yang Anda tanam,
itulah yang akan Anda tuai." Jika Anda menanam semangat yang tinggi dan
usaha yang keras untuk berprestasi, niscaya hasilnya akan terlihat
dengan jelas. Namun sayang, banyak orang yang tidak sabar menunggu hasil
akhirnya. Kebanyakan orang langsung mengharapkan hasil yang fantastis
akan benih yang ia tanam kemarin (instant gratification).
Banyak orang yang lebih menggemari kata work smart dibandingkan work
hard. Hal ini tidaklah menjadi masalah jika mereka mengetahui apa arti
dari work smart yang tidak lain berarti melakukan hal-hal dasar
(fundamental) dengan lebih baik dan lebih sering lagi dibandingkan orang
lain. Work smart mempunyai arti melakukan work hard dengan lebih
efektif dan efisien. Pepatah lain yang dicetuskan oleh Elbert Hubbard,
"People who never do any more than they're paid to do, are never paid
any more than they do." (Orang-orang yang tidak pernah bekerja lebih
daripada apa yang dibayar adalah orang-orang yang tidak akan pernah
dibayar lebih daripada apa yang mereka kerjakan.) Banyak orang yang
sering berkomentar, "Jika saya memiliki pekerjaan bagus yang memberikan
kompensasi yang bagus juga, barn saya akan bekerja dengan keras. Namun,
lihatlah pekerjaan saya saat ini, tidaklah berarti. Jadi, untuk apa saya
bekerja keras?" Orang seperti ini tidak akan pernah mendapatkan
pekerjaan yang bagus karena sikapnya yang bodoh.
Dalam laporan Associated Press tertanggal 7 Juni 2007, Eric Schmidt, CEO
dari perusahaan pencarian interne Google, adalah salah satu CEO yang
menerima gaji terendah dibandingkan CEO papan atas lainnya. Ia malahan
yang mengusulkan kepada pemilik perusahaan untuk menggajinya sebesar
US$1 per tahun selama tiga tahun berturut-turut. Tenth ide ini bukanlah
ide bodoh karena Schmidt ingin agar perusahaan menyadari bahwa semangat
kerjanya tidaklah bergantung pada gaji yang besar tetapi pada hasil yang
ia mampu berikan kepada perusahaan. Kompensasi total yang diterimanya
per tahun selain dari gaji hanyalah tunjangan sebesar US$557.466, jumlah
yang tergolong keel! dibandingkan dengan CEO perusahaan pesaingnya
Yahoo Inc., Terry Semel yang mendapat tunjangan sebesar US$71,7 juta per
tahun. Kompensasi yang ditawarkan berupa opsi stok jauh lebih
diinginkannya, tidaklah heran saat ini Schmidt mendapatkan 10,7 juta
lembar saham yang nilainya kini telah mencapai nilai sebesar US$5,5
miliar.
Kebanyakan orang merasa dibayar lebih sedikit daripada yang semestinya
ia terima. Percaya atau tidak, banyak orang yang hanya bekerja minimal
untuk diakui bekerja dalam pekerjaannya; tetapi sebagai seorang juara
lakukanlah lebih daripada apa yang Anda terima. Belajarlah dari Eric
Schmidt maka Anda akan kaget mendapati hasilnya, ketika Anda dibayar
lebih daripada apa yang Anda kerjakan. Itulah eara berpikir seorang
CHAMPION.
Ia yang mengerjakan lebih dari apa yang dibayar pada suatu saat akan dibayar lebih dari apa yang is kerjakan
sumber : http://tipsorangsukses.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment