Wednesday, April 3, 2013

Apa yang Anda tabur, Itulah yang Anda Tuai


Apa yang Anda tabur, Itulah yang Anda Tuai

Petani bijak sangat mengerti arti pentingnya sebuah proses pembibitan. Jika ia tidak menabur benih, ia tentu tidak mengharapkan adanya hasil panen. Petani bijak sangat mengerti nilai dari benih-benih padi unggul yang ditanamnya. Jika benih padi unggul yang ditanam, tidak heran jika yang tumbuh adalah padi yang unggul juga. Demikian hal-nya, jika Anda menanam jagung, Anda dipastikan akan mendapat jagung dan bukan semangka.
Hal ini juga berlaku dalam setiap kehidupan kita. Pepatah tua yang tidak lekang dimakan waktu mengingatkan kita bahwa, "Apa yang Anda tanam, itulah yang akan Anda tuai." Jika Anda menanam semangat yang tinggi dan usaha yang keras untuk berprestasi, niscaya hasilnya akan terlihat dengan jelas. Namun sayang, banyak orang yang tidak sabar menunggu hasil akhirnya. Kebanyakan orang langsung mengharapkan hasil yang fantastis akan benih yang ia tanam kemarin (instant gratification).
Banyak orang yang lebih menggemari kata work smart dibandingkan work hard. Hal ini tidaklah menjadi masalah jika mereka mengetahui apa arti dari work smart yang tidak lain berarti melakukan hal-hal dasar (fundamental) dengan lebih baik dan lebih sering lagi dibandingkan orang lain. Work smart mempunyai arti melakukan work hard dengan lebih efektif dan efisien. Pepatah lain yang dicetuskan oleh Elbert Hubbard, "People who never do any more than they're paid to do, are never paid any more than they do." (Orang-orang yang tidak pernah bekerja lebih daripada apa yang dibayar adalah orang-orang yang tidak akan pernah dibayar lebih daripada apa yang mereka kerjakan.) Banyak orang yang sering berkomentar, "Jika saya memiliki pekerjaan bagus yang memberikan kompensasi yang bagus juga, barn saya akan bekerja dengan keras. Namun, lihatlah pekerjaan saya saat ini, tidaklah berarti. Jadi, untuk apa saya bekerja keras?" Orang seperti ini tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan yang bagus karena sikapnya yang bodoh.
Dalam laporan Associated Press tertanggal 7 Juni 2007, Eric Schmidt, CEO dari perusahaan pencarian interne Google, adalah salah satu CEO yang menerima gaji terendah dibandingkan CEO papan atas lainnya. Ia malahan yang mengusulkan kepada pemilik perusahaan untuk menggajinya sebesar US$1 per tahun selama tiga tahun berturut-turut. Tenth ide ini bukanlah ide bodoh karena Schmidt ingin agar perusahaan menyadari bahwa semangat kerjanya tidaklah bergantung pada gaji yang besar tetapi pada hasil yang ia mampu berikan kepada perusahaan. Kompensasi total yang diterimanya per tahun selain dari gaji hanyalah tunjangan sebesar US$557.466, jumlah yang tergolong keel! dibandingkan dengan CEO perusahaan pesaingnya Yahoo Inc., Terry Semel yang mendapat tunjangan sebesar US$71,7 juta per tahun. Kompensasi yang ditawarkan berupa opsi stok jauh lebih diinginkannya, tidaklah heran saat ini Schmidt mendapatkan 10,7 juta lembar saham yang nilainya kini telah mencapai nilai sebesar US$5,5 miliar.
Kebanyakan orang merasa dibayar lebih sedikit daripada yang semestinya ia terima. Percaya atau tidak, banyak orang yang hanya bekerja minimal untuk diakui bekerja dalam pekerjaannya; tetapi sebagai seorang juara lakukanlah lebih daripada apa yang Anda terima. Belajarlah dari Eric Schmidt maka Anda akan kaget mendapati hasilnya, ketika Anda dibayar lebih daripada apa yang Anda kerjakan. Itulah eara berpikir seorang CHAMPION.
Ia yang mengerjakan lebih dari apa yang dibayar pada suatu saat akan dibayar lebih dari apa yang is kerjakan

sumber : http://tipsorangsukses.blogspot.com

0 comments:

Post a Comment